Twitter
RSS

Pengikut

click for translator to read artichel

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

MENGENAL DIRI YANG KE 84

Salam

MENGENAL ILMU LA ILAHA ILL ALLAH (1)

Didalam Al Quran ayat 35 dari surah As Soffat Alah berfirman: 


أنهم كا نو ا أذا قيل لهم لا اله الا الله يستكبرون

Maksudnya :   Sebenarnya dahulu apabila dikatakan kepada mereka (ketahuilah) Tiada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah, (kemudian) Mereka bersikap takbur mengingkarinya

Ayat yang diatas menunjukkan unjud nas yang mengesahkan adanya terdapat kalimah syahadah, berbagai-bagai andaian manusia tentang ayat syahadah ini, ada yang berpandangan yang ada hanya ayat yang menyebut  لا اله الا هو  sahaja dan ada yang sebut  انا الله  sahaja, walau apapun semua itu ada didalam Al Quran, apa yang penting ialah jangan kita jadi orang jahiliyah yang ketandusan ilmu yang suka membuat olah kerana ketaksuban kita atau kelemahan kita

Orang jahiliyah tidak menerima kalimah  لا اله الا الله  kerana mereka merasakan bahawa kalimah Tauhid yang dibawa oleh Baginda Rasullullah s.a.w itu berlainan bunyinya dengan loghat bahasa arab iaitu bahasa Quran selain mereka mempunyai Tuhan yang datuk nenek mereka sembah lalu mereka menuduh Baginda Rasullullah s.a.w sebagai seorang penyair yang gila, mereka hina rasul walaupun rasul yang perkenalkan kalimahTuhan, mereka hina Rasul walaupun Rasul perkenalkan Al Quran

Saya menganggap  ILMU MENGENAL LA ILAHA ILLALLAH  ini adalah sebagai mukaddimah kepada pengertian huruf dan kalimah tauhid  yang wajib difahami oleh semua lapisan dan golongan umat islam kerana kalimah ini adalah kalimah yang melahirkan asa-asas ilmu yang sangat meluas yang meliputi langit dan bumi sama ada ilmu asas kepada yang nyata mahupun yang ghaib, tentunya saya akan menghadapi berbagai-bagai rintangan dan halangan dalan kontek istilah namun apa yang penting ialah ia akan melahirkan suatu kefahaman ilmu dan penilaiannya

Saya mungkin akan menggunakan kaedah sifat 20 dalam menganalisa kalimah Tauhid ini kerana saya tidak nampak cara yang lain untuk memburaikan maksud kalimah tersebut yang membawa kepada ketamadunan kehidupan manusia dan istilahnya, tidak ada umat islam yang berani mencari rahsia ilmu kalimah Tauhid itu melainkan hanya menyalahkannya sahaja seperti kaum Jahiliyah di Makkah dan Madinah dan disekitarnya yang tidak mahu menerima kalimah tersebut setelah diterangkan oleh Baginda Rasullullah s.a.w

Tiada Tuhan Yang disembah melainkan Allah, Tiada tuhan yang disembah melainkan Allah, dua ayat yang sama ma'ana akan tetapi berlainan maksudnya, ATAU  Tiada Tuhan melainkan Allah, dan Tiada tuhan melainkan Allah, mengapa boleh jadi begini ? Persoalannya mudah, kerana boleh jadi Tuhan itu bukan tuhan dan boleh jadi tuhan itu sebenarnya adalah Tuhan oleh sebab itu adalah penting kita mengenal huruf, ayat dan pengertiannya


Bersambung .....







Comments (13)

Salam
Tiada tuhan yang disembah melainkan Allah, tiada tuhan melainkan Allah- dua kalimah yang berlainan memberikan maksud yang sama jika berada pada maqam kaamilah.
Satu jadi syuhudul kasrah fil wahdah dan yang satu lagi jadi syuhudul wahdah fil kasrah-dari segi ceritanya, pakainya sama saja. Wallahua'alam
AyahSu

Maaf Pak,

"Lailahaillah" itu saya difahamkan adalah kalimah tauhid. Bila ditambah "Ashhadu" pada depan kalimah tauhid tersebut, maka jadilah ia kalimah syahadah. Maaf Pak, saya tak pernah jumpa kalimah "Ashhaduaanlailahaillalah" di dalam Al Quran. Mungkin saya terlepas pandang. Maaf Pak.

Salam
Pengertian syahadah itu amatlah dlm ianya boleh mendatangkan syirik kepada kita jika tidak dipahami kerana ianya nafi mengandungi isbat dan isbat mengandungi nafi,maka jika kita tidak memahaminya dgn sebenar benar pemahaman takut diakhir kelak penyesalan tidak lg berguna..wallahuala bis sawab. Pakkaramu saya ingin bertanya apakah yg dikatakan jazam? Dikatakan jazam diberi setelah pemahaman syahadah telah dicapai dan hanya sesetengah org sahaja yg boleh memberi jazam.
Dibawah saya selitkan sedikit ilmu untuk dikongsi semua..moga2 Allah S.W.T memberkati usaha kita dlm mengenalNya..amin
Demi Zat yang menguasai setiap sesuatu. "Allah" itu hanyalah sekedar nama saja, nama dari sekian nama Tuhan yang umum disebut Asmaul Husna (Nama-nama yang terpuji). Sedangkan "Tuhan" adalah suatu gelar kebesaran atau pangkat saja. JIka memang demikian, bagaimanakah ibadah dan peribadatan kita itu? Apakah hanya ditujukan pada nama dan pangkat saja? Tidakkkah terlintas didalam lubuk hati ini untuk dapat tahu dan kenal dengan yang bernama "Allah", yang berpangkat "Tuhan"? Maksudnya adalah, mana ujudnya, yang bernama Allah dan berpangkat Tuhan? Demi zat yang menguasai setiap sesuatu. Sudah menjadi hukum hidup dan kekal adanya, jika ada nama ada gelar dan pangkatnya. Sudah barang tentu ada ujudnya. Dan sangat mustahil jika ada nama, ada gelar dan pangkatnya tapi ujudnya tidak ada. Begitupun sebaliknya, mustahil ada ujud namun tidak ada nama, gelar atau pangkatnya karena nama dan empunya merupakan satu kesatuan mata rantai
yang tidak bisa dipisah-pisahkan walaupun dengan alasan apapun juga. Apalagi sempat terlintas pengakuan kita didalam hati bahwa Allah itu ghaib adanya...na uju billlahi min jalik... Ini merupakan persepsi yang keliru karena sesunggguhnya Allah itu nyata adanya. Justru manusialah yang sesungguhnya ghaib. Dan yang ghaib itu sendiri akan nyata dengan adanya yang nyata. Oleh sebab itulah maka wajib bagi kita beriman, untuk mengetahui, dan mengenal Allah. Bukan hanya sebatas dan sekedar kenal nama dan pangkatnya saja...akan tetapi samar dan kabur ujudnya. Jika demikian, betapa rugi, bodoh dan celakanya kita. Hakekat kita mengenal dan tahu akan nama dan si empunya nama , adalah agar kita bisa dan dapat beroleh ma'rifat kepadanya. Sehingga seluruh aktifitas ibadah dan peribadatan yang kita lakukan siang-malam sebatas usia kita tersebut jangan sampai ada yang sia-sia dan tiada hasil. Terlebih lagi karena kurangnya ilmu tentang pengenalan kepadanya, tanpa sadar kita telah masuk dan hanyut serta tenggelam didalam samudra kesyirikan. Merasa setiap ibadah dan peribadatan yang telah kita lakukan sudah sampai pada puncak kebenaran yang hakiki. Namun sesungguhnya dinding tebal telah menjadi tirai dari kebenaran yang hakiki itu. Tanpa sadar kesyirikan menjadi kawan akrab disetiap langkah. Baik itu syirik jalli, sirik khafi, dan syirik khafi wal khafi.

Salam
Pengertian syahadah itu amatlah dlm ianya boleh mendatangkan syirik kepada kita jika tidak dipahami kerana ianya nafi mengandungi isbat dan isbat mengandungi nafi,maka jika kita tidak memahaminya dgn sebenar benar pemahaman takut diakhir kelak penyesalan tidak lg berguna..wallahuala bis sawab. Pakkaramu saya ingin bertanya apakah yg dikatakan jazam? Dikatakan jazam diberi setelah pemahaman syahadah telah dicapai dan hanya sesetengah org sahaja yg boleh memberi jazam.
Dibawah saya selitkan sedikit ilmu untuk dikongsi semua..moga2 Allah S.W.T memberkati usaha kita dlm mengenalNya..amin
Demi Zat yang menguasai setiap sesuatu. "Allah" itu hanyalah sekedar nama saja, nama dari sekian nama Tuhan yang umum disebut Asmaul Husna (Nama-nama yang terpuji). Sedangkan "Tuhan" adalah suatu gelar kebesaran atau pangkat saja. JIka memang demikian, bagaimanakah ibadah dan peribadatan kita itu? Apakah hanya ditujukan pada nama dan pangkat saja? Tidakkkah terlintas didalam lubuk hati ini untuk dapat tahu dan kenal dengan yang bernama "Allah", yang berpangkat "Tuhan"? Maksudnya adalah, mana ujudnya, yang bernama Allah dan berpangkat Tuhan? Demi zat yang menguasai setiap sesuatu. Sudah menjadi hukum hidup dan kekal adanya, jika ada nama ada gelar dan pangkatnya. Sudah barang tentu ada ujudnya. Dan sangat mustahil jika ada nama, ada gelar dan pangkatnya tapi ujudnya tidak ada. Begitupun sebaliknya, mustahil ada ujud namun tidak ada nama, gelar atau pangkatnya karena nama dan empunya merupakan satu kesatuan mata rantai
yang tidak bisa dipisah-pisahkan walaupun dengan alasan apapun juga. Apalagi sempat terlintas pengakuan kita didalam hati bahwa Allah itu ghaib adanya...na uju billlahi min jalik... Ini merupakan persepsi yang keliru karena sesunggguhnya Allah itu nyata adanya. Justru manusialah yang sesungguhnya ghaib. Dan yang ghaib itu sendiri akan nyata dengan adanya yang nyata. Oleh sebab itulah maka wajib bagi kita beriman, untuk mengetahui, dan mengenal Allah. Bukan hanya sebatas dan sekedar kenal nama dan pangkatnya saja...akan tetapi samar dan kabur ujudnya. Jika demikian, betapa rugi, bodoh dan celakanya kita. Hakekat kita mengenal dan tahu akan nama dan si empunya nama , adalah agar kita bisa dan dapat beroleh ma'rifat kepadanya. Sehingga seluruh aktifitas ibadah dan peribadatan yang kita lakukan siang-malam sebatas usia kita tersebut jangan sampai ada yang sia-sia dan tiada hasil. Terlebih lagi karena kurangnya ilmu tentang pengenalan kepadanya, tanpa sadar kita telah masuk dan hanyut serta tenggelam didalam samudra kesyirikan. Merasa setiap ibadah dan peribadatan yang telah kita lakukan sudah sampai pada puncak kebenaran yang hakiki. Namun sesungguhnya dinding tebal telah menjadi tirai dari kebenaran yang hakiki itu. Tanpa sadar kesyirikan menjadi kawan akrab disetiap langkah. Baik itu syirik jalli, sirik khafi, dan syirik khafi wal khafi.

Salam
Pengertian syahadah itu amatlah dlm ianya boleh mendatangkan syirik kepada kita jika tidak dipahami kerana ianya nafi mengandungi isbat dan isbat mengandungi nafi,maka jika kita tidak memahaminya dgn sebenar benar pemahaman takut diakhir kelak penyesalan tidak lg berguna..wallahuala bis sawab. Pakkaramu saya ingin bertanya apakah yg dikatakan jazam? Dikatakan jazam diberi setelah pemahaman syahadah telah dicapai dan hanya sesetengah org sahaja yg boleh memberi jazam.

Salam

Jazam itu adalah cita-cita yang putus, atau 'azam yang putus, atau bernekat hendak melakukan sesuatu apa yang telah ditetapkan tanpa batal dan ragu

Salam,

Pada hemah saya di dunia ini hanya ada 2 golongan saja; ia itu golongan Allah dan golongan syaitan. Jadi kita ada dua pilihan di dalam isu mengenal; ia itu mengenal Allah dan mengenal syaitan. Yg mana nak dikenal terserahlah kepada keputusan masing-masing. Namun beberapa perumpamaan di dalam Al Quran perlulah diberi pertimbangan sebelum kita membuat sesuatu keputusan. Umapamanya:

1. Syaitan kenal benar dengan Allah tapi kerana dia tidak patuh kepada perintah Allah yg mudah, maka dia menjadi kafir.

2. Nabi Adam dan isterinya kenal juga dengan Allah namun, seperti juga syaitan, kerana mereka langgar perintah Allah yg mudah lalu mereka jadi kafir dan dikeluarkan Allah dari syurga.

3. Nabi Musa pula ingin melihat Allah, tapi pengsan bila Allah menzahirkan diriNya. Malahan umat Musa pun nak melihat Allah juga lalu disambar petir hingga pengsan semuanya.

4. Nabi Ibrahim kenal Allah namun beliau percayakan pada mimpinya dari Allah lalu anaknya hendak disembelihnya. Terpaksa pula Allah menyelamatkan kedua bapa dan anaknya. Namun kerana niat murni Nabi Ibrahim dan anaknya, ia itu patuh kepada perintah Allah walau berat macammana sekali pun, lalu Allah menghormati komitmen mereka sebagai suatu test yg teramat besar.

Rupa-rupanya yg menjatuhkan mertabat kita adalah kerana tidak patuh kepada perintah Allah yg mudah, jelas lagi terang. Allah memberi kita berbagai perumpamaan di dalam Al Quran marilah kita mengambil pelajaraan daripadanya.

Kenallah musuh kita, ia itu syaitan, maka mudahlah kita tidak termasuk ke dalam golongan dia dan masuklah kita ke dalam golongan Allah.

salam,,

al quran adalah mukjizat,, hanya mereka yang diizinkan allah sahaja yang dapat merungkai mukjizat itu,,

ayat al quran ada yang satu lapis dan ada pula yang berlapis-lapis maknanya, hanya mereka yang makrifatullah sahaja yang dapat merungkai ayat-ayat berlapis-lapis (mutasyabihat)ini.

contoh ayat-ayat mutasyabihat adalah seperti, yang mengisahkan Nabi Musa yang ingin melihat allah, nabi ibrahim menyembelih anaknya, nabi sulaiman dan ratu balqis, dan juga kisah nabi yusuf dicampakan ke dalam perigi buta yang dalam,,

ini lah antara ayat-ayat mutasyabihat, yang mengajarkan cara seseorang (yang ikhlas) mahu bertemu tuhannya,

dan bagi yang tidak mengerti, tidaklah mereka memahami kaedah (makrifatullah) yang tersirat di situ.

allah hu aklam

Penguman kekosongan jawatan.

naman jabatan: allah
nama jawatan: tuhan semesta alam

kelayakan:

mereka yang berkelayakan dan berwibawa dari kalangan para rosul, nabi, aulia, dan insan kamil.

perhatian:

jangan katawa tapi fikir-fikirkan dengan mata hati.

Salam ramadhan al mubarak...fasa pengampunan sedang berlangsung...insyaAllah

"1. Syaitan kenal benar dengan Allah tapi kerana dia tidak patuh kepada perintah Allah yg mudah, maka dia menjadi kafir.

Kenallah musuh kita, ia itu syaitan, maka mudahlah kita tidak termasuk ke dalam golongan dia dan masuklah kita ke dalam golongan Allah."

Hambe tertarik dgn tulisan d atas, mengajak utk mengenali syaitan...hmmm lain mcm nih.

Usahlah kita menjadikan syaitan sbg contoh. Syaitan & Iblis 2 entiti yg berbeza. Syaitan ade 2 jenis iaitu manusia & jin.

Manakala Iblis adalah dpd gol malaikat(tlg betulkan) yg engkar kpd Allah. Mendakwa lebih mulia krn d cipta dpd api. Walhal iblis lupa bhw manusia adelah sebaik2 makhluk.

Amal manusia yg takwa juga berganda2 lebih baik dpd malaikat...Allahu'alam

SENAPANG patah

Hanya Engkau yg kami sembah & hanya kpd Engkau kami mohon prtlongan.
Tunjuki kami jln yg lurus.
(iaitu)Jln org2 yg Engkau anugerahi nikmat kpd mrk...

Salam,

Ada orang yg kononnya bermakrifah akan dapat mentakwilkan ayat-ayat yg mutashabihaat. Perhatikan apa yg Allah katakan tentang orang yg seperti itu:

[3:7] Dia lah yang menurunkan kepadamu Al-Quran. Sebahagian besar dari Al-Quran itu ialah ayat-ayat "Muhkamaat" (yang nyata serta jelas maksudnya); ayat-ayat Muhkamaat itu ialah ibu isi Al-Quran. Dan yang lain lagi ialah ayat-ayat "Mutasyaabihaat" (yang samar-samar, tidak terang maksudnya). Adapun orang-orang yang ada dalam hatinya kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar dari Al-Quran untuk mencari fitnah dan mencari-cari Takwilnya (memutarkan maksudnya menurut yang disukainya). Padahal tidak ada yang mengetahui Takwilnya (tafsir maksudnya yang sebenar) melainkan Allah. Dan orang-orang yang tetap teguh serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu-ilmu ugama, berkata:" Kami beriman kepadanya, semuanya itu datangnya dari sisi Tuhan kami" Dan tiadalah yang mengambil pelajaran dan peringatan melainkan orang-orang yang berfikiran.

Usahlah nak menegakkan benang yg basah.

salam,,

cuba tafakurkan hadis rasullulah,,

siapa yang mengenal diri maka mengenal tuhannya,, setelah kenal maka binasalah jasadnya,,

siapa yang melihatku maka ia telah melihat tuhan,,

aku melihat tuhan dalam rupa seorang pemuda tampan,,

aku mengenal tuhanku dengan tuhanku,,

ana arab bila ain (aku ini rab)

ana ahmad bila min (aku ini ahad)


maka,, apabila seseorang mengenal tuhannya,, maka kenallah ia dirinya,,

jikalau ia tidak mengenal tuhan,, maka tidaklah ia mengenal dirinya,,

tetapi hanyalah sangkaannya saja yang menyatakan ia mengenal tuhan.

السلام عليكم كل عام وأنتم بخير